Pengertian Pemasaran
Menurut Kolter Manajemen
Pemasaran adalah Proses Melakukan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar
yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi,
serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan baik individu maupun organisasi.
Strategi
Harga
Strategi pemasaran
merupakan salah satu komponen penting dalam pengendalian perusahaan. Unsur
harga menjadi isu yang relevan ,di antara berbagai unsur dalam strategi
pemasaran, bila dikaitkan dengan kondisi ekonomi nasional yang sedang
menghadapi krisis saat ini. Dengan kata lain faktor harga menjadi salah satu
masalah utama yang harus dipertimbangkan oleh marketer (Verina, 2001).
Menurut Koler Harga
adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang memberikan pemasukan bagi pemasaran,
sedangkan elemen-elemen lainnya (produk, distribusi, dan promosi) justru membutuhkan
dana besar. Harga bukan hanya angka-angka di label harga. Harga mempunyai banyak
bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Sewa, uang sekolah, ongkos, upah, bunga,
tarif, biaya penyimpanan, gaji, dan komisi semuanya merupakan harga yang harus
dibayarkan untuk mendapatkan barang atau jasa.
Menurut Porter, ada
lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu
- ·
persaingan dalam industri yang
bersangkutan,
- ·
produk substitusi,
- ·
pemasok,
- ·
pelanggan, dan
- ·
ancaman pendatang baru
Pada setiap produk atau
jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara
lain biaya, keuntungan, persaingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijakan
harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark down, dan
sebagainya (Kotler, 1997).
Di negara mana pun,
terdapat tiga faktor utama yang menentukan batas-batas harga.
· Faktor pertama adalah biaya produk yang
menentukan harga dasar atau harga minimum. Meskipun harga bisa ditetapkan lebih
rendah daripada harga dasar (setidaknya dalam jangka pendek), namun pada
umumnya hanya ada segelintir perusahaan yang sanggup melakukannya untuk jangka
waktu panjang. Tak banyak perusahaan yang bersedia rugi terus-terusan, apalagi
kalau jenis produk yang dihasilkan hanya sedikit. Pengecualian terjadi apabila
perusahaan mendapat subsidi dari pemerintah untuk memasok produk-produk strategis,
fasilitas umum, layanan sosial, dan sejenisnya (Djaslim, 1999).
· Faktor kedua, harga produk setara buatan
pesaing yang menentukan harga maksimum atau batas atas. Perdagangan
internasional dan kompetisi global hampir selalu menekan harga perusahaan
domestik.
· faktor ketiga adalah harga optimum yang
merupakan fungsi permintaan akan produk yang ditentukan oleh kemauan dan kemampuan
pelanggan untuk membeli. Harga optimum berkisar antara batas dan batas bawah harga
setiap produk (Djaslim, 1999).
Sistem penetapan harga dan kebijakan penetapan harga sebuah perusahaan
juga harus konsisten dengan beberapa kendala global unik yang lain. Mereka yang
bertanggung jawab atas pembuatan keputusan penetapan harga harus
memperhitungkan biaya transportasi internasional, perantara dalam saluran
distribusi internasional yang panjang, dan permintaan dari seluruh dunia untuk
memberlakukan harga yang sama tanpa mempedulikan lokasi. Selain keanekaragaman
pasar nasional dalam tiga dimensi tersebut (biaya, persaingan, dan permintaan),
eksekutif internasional juga dihadapkan pada berbagai kebijakan dan tuntutan
pajak pemerintah serta tipe pengendalian harga yang mungkin saling bertentangan.
Termasuk di dalamnya undang undang dumping, peraturan menyangkut harga jual barang
bekas, harga tertinggi, dan berbagai pembatasan pada tingkat harga (Djaslim,
1999).
Pertimbangan Dalam Penentuan Harga
Kotler dan Armstrong
(1997,) berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam
menetapkan harga, yakni faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal.
Faktor internal perusahaan mencakup tujuan pemasaran perusahaan, strategi
bauran pemasaran, biaya, dan organisasi.
Sedangkan faktor lingkungan
eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan unsur-unsur lingkungan
lainnya. Sejalan dengan teori Kotler dan Armstrong tersebut, Harper W. Boyd,
Jr. Dan Orville C. Walker, Jr. (1982) mengajukan suatu model pengambilan
keputusan secara bertahap untuk penetapan harga dengan mempertimbangkan berbagai
faktor internal perusahaan dan lingkungan eksternal. Mengingat banyaknya faktor
yang harus diperhitungkan pada saat penetapan harga, maka keduanya menyarankan
perlunya suatu prosedur sistematis dalam menetapkan harga, yang dirasakan akan
sangat membantu tugas manajemen. Untuk itu mereka mengajukan suatu moedel
proses pengambilan keputusan mengenai penetapan harga, yang disarankan untuk
digunakan terutama pada saat untuk pertamakalinya keputusan harga akan dilakukan,
misalnya saat pengenalan produk baru atau pada saat akan dilakukannya negosiasi
suatu kontrak kerja.
Penetapan harga
sebenarnya merupakan masalah yang sangat rumit dan sulit, karena dalam
penetapan harga akan melibatkan tujuan dan pengembangan struktur penetapan
harga yang tepat. Penetapan tingkat harga biasanya dilakukan dengan beberapa
pertimbangan serta mencermati faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penetapan
harga, termasuk keputusan terhadap perubahan harga agar bisa diterima target
pasar.
Tindakan yang harus
dipertimbangkan adalah estimasi permintaan dan elastisitas harga, mengantisipasi
reaksi persaingan, pangsa pasar yang dapat diharapkan, kebijakan pemasaran, strategi
kebijaksanaan harga (Husein, 2008).
Saat mengelola harga di
dalam bauran pemasaran, pertama-tama manajemen harus menentukan tujuan
penetapan harga dan menetapkan harga berdasarkan produk atau jasa yang
ditawarkan.
Porter (1985) mengemukakan
tiga strategi generik, yaitu diferensiasi, fokus, dan kepemimpinan harga.
Strategi pemasaran, yang termasuk dalam strategi fungsional, umumnya lebih terinci
dan mempunyai jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan strategi perusahaan.
Tujuan pengembangan strategi fungsional adalah untuk mengkomunikasi tujuan
jangka pendek, menentukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan jangka pendek, dan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian
tujuan tersebut. Strategi fungsional perlu dikoordinasikan satu sama lain untuk
menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam organisasi.
Pengaruh Strategi Harga Terhadap Volume Penjualan
Bagi konsumen harga
merupakan faktor yang menentukan dalam pengambilan keputusan untuk membeli
suatu produk atau tidak. Dalam hal ini, pengaruh dari harga sebuah produk
sangat berpengaruh terhadap volume penjualan. Konsumen memutuskan membeli suatu
produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah
dikeluarkan untuk mendapatkannya. Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih
kecil dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa produk
tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk melakukan pembelian
ulang. Pembelian konsumen dipengaruhi oleh harga suatu barang, jika harga suatu
barang relatif murah maka kemungkinan angka penjualan pun
semakin tinggi, dan
jika harga suatu barang relatif mahal, maka akan memungkinkan volume penjualan
menjadi rendah. Dampak dari penetapan harga adalah perusahaan memperoleh
laba/keuntungan atau sebaliknya mengalami kerugian dan tidak dapat melakukan
aktivitas bisnisnya lagi (Ratih, 2007),
0 Komentar
Berkomentarlah dengan Sopan dan sesuai Pembahasan